Senin, 01 April 2013

kejang


BAB I

 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

 Kesehatan anak mempunyai  arti penting dalam kehidupan keluarga, mengingat mereka masih sepenuhnya tergantung pada orang tua atau orang dewasa lain, jika kurangnya perhatian orang tua terhadap kesehatan anak maka itu akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.(hendarson 1997:264).   Demam Kejang merupakan kelainan neurologist yang paling sering dijumpai pada anak terutama pada golongan anak berumur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah mengalami kejang demam. (Ngastiyah. 2005).

 Terjadinya jangkitan demam kejang tergantung kepada umur, tinggi serta cepatnya suhu tubuh meningkat. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda, tergantung tinggi rendahnya ambang kejang seseorang anak akan menderita demam kejang pada kenaikan suhu tertentu. (Ngastiyah. 1997).

Bangkitan demam kejang merupakan satu manifestasi daripada lepasnya muatan listrik yang berlebihan disel neuron saraf pusat. Keadaan ini merupakan gejala terganggunya fungsi otak dan keadaan ini harus segera mendapatkan penanganan medis secara tepat dan adekuat untuk mencegah terjadinya komplikasi antara lain : Depresi pusat pernafasan, Pneumonia aspirasi, cedera fisik dan retardasi mental.   Selain dampak biologis, klien juga mengalami pengaruh psikososial. Dalam keadaan ini klien akan merasa rendah tinggi karena perubahan pada tubuhnya. Klien juga aktivitasnya yang dapat menimbulkan bahaya bagi anak. (hendarson 1997:268).


1.2.Tujuan

1.      Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang definisi kejang.
2.      Mahasiswa mampu memahami tentang pembagian dari kejang.
3.      Mahasiswa mampu meahami tentang etiologi dari kejang
4.      Mahasiswa mampu memahami tentang tanda dan gejala kejang
5.      Mahasiswa mamppu memahami tentang komplikasi kejang
6.      Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan pada kejang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



BAB II

DASAR TEORI


2.1.Pengertian

Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak) Menurut Brown (1974) kejang adalah suatu aritma serebral. Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak (Buku Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar).
Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan syaraf dan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari. Bila penyebab tersebut diketahui harus segera di obati. Hal yang paling penting dari  kejang pada bayi baru lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya dan memberikan pertolongan terarah, bukan hanya mencoba menanggulangi kejang tersebut dengan obat antikonvulsan.

2.2.Pembagian Kejang

Volve (1977)membagi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut :
1.      Bentuk kejang yang hampir tidak terlihat (Subtle) yang sering tidak di insafi sebagai kejang. Terbanyak di dapat pada neonatus berupa :
a.       Deviasi horizontal bola mata
b.      Getaran dari kelopak mata (berkedip-kedip)
c.       Gerakan pipi dan mulut seperti menghisap, mengunyah
          mengecap, dan  menguap
d.      Gerakan tonik tungkai
2.      Kejang klonik multifokal (miogratory)
   Gerakan klonik berpindah-pindah dari satu anggota gerak ke yang lain
   secara tidak teratur, kadang-kadang kejang yang satu dengan yang lain
   dapat menyerupai kejang umum.
3.      Kejang tonik
  Ekstensi kedua tungkai, kadang-kadang dengan flexi kedua lengan
   menyerupai dekortikasi
4.      Kejang miokolik
   Berupa gerakan flexi seketika seluruh tubuh, jarang terlihat pada
   neonatus
5.      Kejang umum
   Kejang seluruh badan, sianosis, kesadaran menurun
6.      Kejang fokal
   Gerakan ritmik 2-3 x/detik. Sentakan yang dimulai dari salah satu kaki,
   tangan atau muka (gerakan mata yang berputar-putar, menguap, mata
   berkedip-kedip, nistagmus, tangis dengan nada tinggi).

2.3.Etiologi


1.      Metabolik
a.       Hipoglikemia
Bila kadar darah gula kurang dari 30 mg% pada neonatus cukup bulan dan kurang dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Hipoglikemia dapat dengan/tanpa gejala. Gejala dapat berupa serangan apnea, kejang sianosis, minum lemah, biasanya terdapat pada bayi berat badan lahir rendah, bayi kembar yang kecil, bayi dari ibu penderita diabetes melitus, asfiksia.
b.      Hipokalsemia
Yaitu: keadaan kadar kalsium pada plasma kurang dari 8 mg/100 ml atau kurang dari 8 mg/100 ml atau kurang dari 4 MEq/L
Gejala: tangis dengan nada tinggi, tonus berkurang, kejang dan diantara dua serangan bayi dalam keadaan baik.
c.       Hipomagnesemia
Yaitu kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,2 mEg/l. biasanya terdapat bersama-sama dengan hipokalsemia, hipoglikemia dan lain-lain.
Gejala kejang yang tidak dapat di atasi atau hipokalsemia yang tidak dapat sembuh dengan pengobatan yang adekuat.
d.      Hiponatremia dan hipernatremia
Hiponatremia adalah kadar Na dalam serum kurang dari 130 mEg/l. gejalanya adalah kejang, tremor. Hipertremia, kadar Na dalam darah lebih dari 145 mEg/l. Kejang yang biasanya disebabkan oleh karena trombosis vena atau adanya petekis dalam otak.
e.       Defisiensi pirodiksin dan dependensi piridoksisn
Merupakan akibat kekurangan vitamin B6. gejalanya adalah kejang yang hebat dan tidak hilang dengan pemberian obat anti kejang, kalsium, glukosa, dan lain-lain. Pengobatan dengan memberikan 50 mg pirodiksin
f.        Asfiksia
Suatu keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir etiologi karena adanya gangguan pertukaran gas dan transfer O2 dari ibu ke janin.

2.      Perdarahan intrakranial
Dapat disebabkan oleh trauma lahir seperti asfiksia atau hipoksia, defisiensi vitamin K, trombositopenia.  Perdarahan dapat terjadi sub dural, dub aroknoid, intraventrikulus dan intraserebral. Biasanya disertai hipoglikemia, hipokalsemia. Diagnosis yang tepat sukar ditetapkan, fungsi lumbal dan offalmoskopi mungkin dapat membantu diagnosis. Terapi : pemberian obat anti kejang dan perbaikan gangguan metabolism bila ada.

3.      Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan kejang, seperti : tetanus dan meningitis
4.      Genetik/kelainan bawaan
5.      Penyebab lain
a.       Polisikemia
Biasanya terdapat pada bayi berat lahir rendah, infufisiensi placenta, transfuse dari bayi kembar yang satunya ke bayi kembar yang lain dengan kadar hemoktrokit di atas 65%
b.      Kejang idiopatik
Tidak memerlukan pengobatan yang spesifik, bila tidak diketahui penyebabnya berikan oksigen untuk sianosisnya
c.       Toksin estrogen
Misalnya : hexachlorophene

2.4.Tanda dan Gejala

         Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements) nistagmus atau mata mengedip-edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. Oleh karena itu Manifestasi klinik yang berbeda-beda dan bervariasi, sering kali kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh yang belum berpengalaman. Dalam prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir apabila berangsur berulang-ulang dan periodik, harus dipikirkan kemungkinan Manifestasi kejang.

2.5.Komplikasi

Kejang neonatal merupakan faktor risiko yang nyata meningkatkan tingkat morbiditas jangka panjang dan kematian neonatal. Timbulnya kejang neonatal adalah prediktor terbaik jangka panjang khususnya defisit fisik dan kemampuan kognitif. Komplikasi dari kejang neonatal dapat mencakup sebagai berikut:
·            kejang berulang
·            retardasi mental
·            palsi cerebralis
·            Cerebral atrofi
·            Hydrocephalus ex-vacuo
·            Epilepsi
·            Kelenturan
·            Kesulitan makan

2.6.Penatalaksanaan

1.      Pengawasan jalan nafas bersih dan terbuka
2.      Pasang jalur infus IV
3.      Bila kadar glukosa darah kurang dari 45mg/dL, tangani hipoglikemia sebelum melanjutkan manajemen kejang seperti dibawah ini ,untuk menyingkirkan kemungkinan hipoglikemian sebagai penyebab kejang
4.      Bila bayi dalam keadaan kejang atau bayi kejang dalam beberapa jam terakhir ,beri  injeksi fenobarbital 20 mg/kg berat badan secara IV , di berikan pelan-pelan dalam waktu 5 menit.
5.      Bila jalur IV belum terpasang ,beri injeksi fenobarbital 20 mg/kg dosis tunggal secara IM
6.      Bila kejang tidak berhenti dalam waktu 30 menit ,beri ulang fenobarbital  10 mg/kg  berat badan IV atau IM . dapat di ulangi sekali lagi 30 menit kemudian  bila perlu
7.      Bila kejang masih berlanjut atau berulang,beri  injeksi feniotin 20 mg/kg  dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut
-        Feniotin hanya boleh di berikan secara IV
-        Campur dosisi feniotin ke dalam 15 ml garam fisiologis dan diberi dengan kecepatan 0,5 ml/menit selama 30 menit . feniotin hanya boleh dicampur dengan garam fisiologis sebab jenis cairan lain akan mengakibatkan kristalisasi
-        Monitor denyut jantung selaman pemberian feniotin .
8.      Lanjutkan pemberian O2 bila bayi mengalami gangguan nafas (misal sianosis sentral ,frekuensi nafas kurang dari 30 kali /menit). Kurangi pemberian O2 secara bertahap untuk memperbaiki  gangguan nafas sampai batas terendah yang tidak menyebabkan sianosis sentral






BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak) Menurut Brown (1974) kejang adalah suatu aritma serebral. Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak (Buku Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar).

Pembagian Kejang menurut Volve (1977)membagi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut:

-            Bentuk kejang yang hampir tidak terlihat (Subtle) yang sering tidak di insafi sebagai kejang.
-            Kejang klonik multifokal (miogratory)
-            Kejang tonik
-            Kejang miokolik
-            Kejang fokal
-            Kejang umum
Etiologi dari kejang  dapat di sebabkan oleh beberapa faktor : metabolik (Hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia, hipernatremia, hipomagnesemia, asfiksia, defisiensi pirodiksin dan dependensi piridoksisn ) perdarahan intrakranial, infeksi, genetik/kelainan bawaan.
Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor,  hiperaktif,  kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements) nistagmus atau mata mengedip-edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan.
Komplikasi yang dapat timbul meliputi: kejang berulang, retardasi mental, palsicerebralis, Cerebralatrofi, Hydrocephalusexvacuo, Epilepsi, Kelenturan, Kesulitan makan.
Penanganan
-        Pengawasan jalan nafas
-        Pasang infus
-        Berikan injeksi fenobarbital  secara IV
-        Bila belum berhenti dapat di ulangi 30 menit kemudian
-       Bila kejang berlanjut beri injeksi feniotin secara IV di campur 15 ml garam fisiologis
-        Monitor denyut jantung
-        Lanjutkan dengan O2 bila bayi mengalami ganguan nafas

3.2.Saran

 Kami menyusun makalah ini hanya mengambil bahan yang  dari beberapa  sumber saja. Sehingga sangat kurang apabila dibandingkan dengan apa yang seharusnya pembaca terima.
Kami menyarankan supaya pembaca tidak hanya berpatokan pada makalah  kami ini saja untuk dijadikan bahan belajar. Alangkah baiknya bila  pembaca mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan makalah kami ini pada buku sumber yang lain atau pada media lainnya.
Sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca tentang Kejang Pada Bayi Baru Lahir

 


DAFTAR PUSTAKA


Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan kesehatan meternalan neonatal.
       Jakarta: YBP
Markum, A. H. dkk. 1981. Kegawatan Anak. Jakarta
Staf pengajar IKA FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta bagian IKA FKUI
Sudarti dan Afroh Fauziah.2012.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi
       dan Balita.Yogyakarta :Nuha Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar